Friday, August 19, 2016

INOVASI DAERAHKU : MENGEMBANGKAN STARTUP BIDANG PARIWISATA DAN PERIKANAN PROPINSI MALUKU

Berjulukan sebagai daerah manise, Maluku terkenal dengan hasil laut yang potensial. Produksi ikan di tahun 2015 mencapai ± 500.000 dari potensi produksi 1,6 juta per tahun dengan wilayah  populasi ikan di tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP), yakni WPP 715 (Laut Seram dan sekitarnya), WPP 714 (Laut Banda) dan WPP 718 (Laut Arafura).
Wilayah pengelolaan tersebut adalah jalur ALKI III yang hakikatnya merupakan jalur lalu lintas internasional. Wisata alam lautnya juga bagus dan sangat menarik.Maluku merupakan wilayah yang potensial untuk dijadikan sebagai wisata bahari baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Hamparan Pasir putih dengan garis pantai yang panjang dan deburan ombak yang indah adalah surga bagi pecinta dunia laut. Pantai-pantai di Maluku tidaklah kalah dengan pantai di Bali, Lombok, maupun Belitung. Saya sendiri bangga terlahir sebagai anak daerah pesisir seribu pulau. Lihatlah indahnya Pantai Ngurbloat di Kepulauan Kei dengan pasir putih yang diklaim sebagai pasir putih terhalus di dunia.Halusnya seperti terigu. Pantai lainnya yaitu Pantai Ora di pulau Seram yang elok wisata bawah lautnya.


Source : Pantai Ora
Wisata laut lainnya yang sangat terkenal adalah Pulau Banda. Destinasi wisata yang satu ini sudah tidak perlu diragukan lagi keindahan alam lautnya karena sudah terkenal sampai mancanegara. Selain terkenal dengan kekayaan lautnya, Banda juga terkenal sebagai pulau penghasil rempah. Nikmat Tuhan manakah lagi yang dapat didustakan melihat indahnya alam ciptaan Tuhan di ujung timur Negara Republik Indonesia ini. Tersimpan kekayaan alam yang berlimpah di bumi Maluku.
Source : Laut Banda

Sumber daya alam ciptaan Tuhan yang maha dahsyat ini haruslah dilestarikan dan dikembangkan sebagai kearifan lokal untuk kesejahteraan masyarakatnya. Patut diakui, sejak terpuruk akibat konflik bernuansa SARA kurang lebih selama 6 (enam) tahun, jumlah wisatawan yang berwisata ke Maluku mengalami penurunan. Di tahun 2015, jumlah wisatawan domestik atau lokal sebanyak 22 ribu, sedangkan wisatawan asing sebanyak 6 ribu. Sebagai kota dengan destinasi wisata yang indah, Maluku kalah kompetitif jauh dibandingkan dengan daerah wisata bahari lainnya seperti Bali atau Lombok, Di tahun 2015, wisatawan pengunjung di Lombok mencapai 1,6 juta orang. Di Bali meningkat 11% menjadi ±4 juta wisatawan.

Hidup pada jaman ini berarti kita hidup pada era digital dan teknologi informasi yang canggih. Tidak bisa dipungkiri bahwa dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi ini, lantas muncul beragam ide kreatif dan inovatif demi meningkatkan taraf hidup. Ide ini kemudian disalurkan melalui bisnis startup. Menurut dailysocial.net, sekarang ini terdapat setidaknya lebih dari 1500 Startup lokal yang ada di Indonesia. Potensi pengguna internet Indonesia yang semakin naik dari tahun ke tahun tentunya merupakan suatu lahan basah untuk mendirikan sebuah "startup".
Dari beberapa artikel yang saya baca, disimpulkan bahwa pada tahun 2014 saja diperkirakan pengguna internet di Indonesia mencapai 83 juta orang. Bisa dibayangkan berapa jumlah user internet (media sosial) di Indonesia beberapa tahun kedepan. Faktanya, daya beli masyarakat yang meningkat seiring dengan naiknya pendapatan perkapita masyarakat negeri ini ikut mempengaruhi perkembangan industri digital. Walaupun di tahun 2015 perekenomian Indonesia melorot, tetapi pangsa pasar online tetapi diminati. Startup bukanlah sebuah istilah baru dan terhitung sejak 2014 sampai sekarang, istilah terus terdengar seiiring banyaknya generasi muda bangsa yang mendulang sukses dengan bisnis ini.
Menurut Wikipedia, Startup merujuk pada perusahaan yang belum lama beroperasi. Perusahaan-perusahaan ini sebagian besar merupakan perusahaan yang baru didirikan dan berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat.Dengan konsep yang matang dan strategi yang tepat, bisnis ini berkembang pesat seperti Achmad Zaky, co-founder dan CEO Buka Lapak, atau Adi Kusuma, founder Biznet. Kita sebagai generasi muda semakin sadar bahwa banyak perubahan seiiring perkembangan jaman. Sangat diperlukan mental yang kuat serta pikiran positif dan kreatif dalam melewati perubahan ini.

Menyikapi perkembangan era digital ini, seyogyanya baik pemerintah daerah maupun generasi muda Maluku mampu melihat peluang untuk memperkenalkan wisata bahari Maluku. Dunia sudah modern. Kita perlu melakukan sebuah gebrakan inovasi daerah. Pemuda Maluku dapat melihat bisnis startup untuk menjawab tantangan masa kini. Selain mampu memperkenalkan lebih dalam kearifan lokal daerah Maluku, keuntungan lainnya yaitu membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang, mengingat bahwa masih ada 12.000 sarjana yang menjadi pengangguran di Maluku karena lapangan kerja yang minim (berita satu maluku). Saatnya memanfaatkan kecanggihan dunia modern untuk kemajuan daerah. Modernisasi bukan berarti hal-hal yang bersifat tradisional dan membudaya di masyarakat lantas ditinggalkan, melainkan dapat dikembangkan (upgrade) untuk menjadi sesuatu yang bernilai. Mungkin kita dapat bercermin dari salah satu startup anak daerah yang sangat bermanfaat yaitu aplikasi QLUE. Kegunaan aplikasi ini sebenarnya sederhana yaitu sebagai wadah untuk menyampaikan aspirasi berupa keluhan masyarakat Kota Jakarta (sekarang berkembang ke Tangerang dan sekitarnya) dengan tujuan menciptakan Kota Pintar (Smart City).  Ini dapat menjadi parameter bagi kita sebagai anak Maluku. Dari hal yang sederhana menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Inovasi bagi daerah kita dapat dilakukan seperti membuat aplikasi travel online untuk memperkenalkan wisata alam laut Maluku. Aplikasi travel atau perjalanan wisata online yang ada di Indonesia masih bersifat general nusantara. Belum ada spesifikasi aplikasi online yang mendeskripsikan destinasi khas Maluku. Mungkin bagi sebagian orang khususnya wisatawan domestik, berwisata ke Maluku cukup mahal, dan gebrakan kita yaitu membangun sebuah konsep yang contrario, seperti membuat penawaran paket perjalanan wisata murah ke Pulau Banda atau ke Pulau Ora ataupun ke destinasi lainnya. Penamaan aplikasinya bisa diambil dari salah satu destinasi terkenal semisalnya "Natsepa Tour" atau istilah daerah lainnya yang berkaitan dengan pariwasata. Pemerintah juga bisa membuat aplikasi "Arumbae Market" yaitu pasar ikan berbasis online atau pasar makanan laut online dengan pertimbangan menjangkau daerah pedalaman. Arumbae sendiri disadur dari bahasa daerah Maluku. Banyak 'anak daerah' lulusan IT  yang dapat diberdayakan sebagai developer, serta lulusan manajemen sebagai konseptor pemasarannya. Menurut saya, pemerintah propinsi Maluku perlu mewadahi para lulusan IT dan manajemen bisnis untuk berkolabarasi. Bahkan, stimulasi dapat dilakukan dengan mengadakan suatu kompetisi startup atau lomba membuat aplikasi online berbasis pariwisata.  Sebuah impian dari Bapak Jokowi (Presiden RI 2014-2019) adalah menjadikan Indonesua sebagai The Digital Energy of Asia. Ini adalah kabar baik bagi kita semua, untuk Indonesia negara tercinta. Jika pemimpin bangsa ini sudah membuka peluang, saatnya kita generasi muda memanfaatkan peluang itu. Mulailah dari daerah asal kita masing-masing. Selamat mencoba. Semoga artikel ini menginspirasi setiap anak daerah Maluku, terutama pemerintah Provinsi Maluku.

Artikel ini diikutsertakan pada Kompetisi Menulis Blog Inovasi Daerahku - https://www.goodnewsfromindonesia.id/competition/inovasidaerahku

3 comments:

  1. Maluku ternyata indah ya Mbak alamnya. Duh, jadi pengin ke sana.

    ReplyDelete
  2. Hayo Mas berkunjung ke Maluku. Alamnya indah muantap. Apalagi pada moment Ambon-Darwi. Selain alamnya, budayanya juga bisa dipelajari.

    ReplyDelete